» » » » » » » Kutukan di Pilkada tak Mampu Tutupi Cinta pada Indonesia (Marcus-Kevin)

Kutukan di Pilkada tak Mampu Tutupi Cinta pada Indonesia (Marcus-Kevin)

Penulis By on Senin, 13 Maret 2017 | No comments


Kutukan di Pilkada tak Mampu Tutupi Cinta pada Indonesia (Marcus-Kevin)

BERITA HANGAT 5 - Seperti kita ketahui bersama bahwa hiruk pikuk Pilkada DKI 2017 sudah membawa suasana berbeda yang tak lazim dari biasanya di Indonesia. Isu-isu SARA digoreng dengan renyahnya sejak sosok Ahok yang fenomenal itu muncul ke permukaaan.

Status double minority yang disandang Ahok kerap kali menjadi sasaran empuk untuk menjatuhkan Ahok dalam kiprahnya di dunia perpolitikan. Politikus-politikus busuk yang tiba-tiba merasa gersang kering kerontang akibat macetnya aliran kran korupsi gara-gara kepemimpinan Jokowi – Ahok sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI saat itu yang kemudian dilanjutkan oleh Ahok – Djarot sampai sekarang ternyata sudah merubah wujud mereka menjadi monster jahat dan ganas yang hobi menggunakan isu-isu SARA sebagai alat untuk menyingkirkan Ahok yang dianggap sebagai pintu masuk paling tepat untuk menjatuhkan Jokowi. Benar-benar licik.

Adu program nol besar. Menggoreng isu-isu SARA justru yang dilakukan secara masif dan terang-terangan. Istilah kafir, haram, penumpang gelap di Indonesia sudah banyak dan sering terdengar dimana-mana sampai merambah dunia anak kecil. Tragis.

Merasa paling benar sendiri dan merasa cuma dirinya dan golongannya yang berhak memiliki Tuhan dan Surga sudah menjadi fenomena yang sangat memalukan di negeri ini. Bahkan mayat yang sudah tidak bisa merasakan apa-apa lagi masih saja mendapat perlakuan diskriminatif dari “mereka2” itu. Kasihannya Indonesiaku.

Namun ternyata Tuhan masih sayang pada Ibu Pertiwi. Tuhan meniupkan angin sejuk yang terasa sangat menyegarkan jiwa. Obat penghiburan bagi Ibu Pertiwi yang sedang bersusah hati akibat tenun kebangsaan yang sudah  koyak tercabik-cabik karena kepentingan dan keserakahan golongan tertentu.

Angin segar bak obat mujarab itu adalah kemenangan pasangan ganda putra nasional, Marcus Fernaldi Gideon dan Kevin Sanjaya Sukamuljo yang semalam telah berhasil mengharumkan nama bangsa Indonesia dengan meraih gelar juara All England 2017 setelah mengalahkan pasangan ganda putra China Li Junhui dan Liu Yuchen pada laga final di Brimingham-Inggris, Minggu (12/3/2017).

Sebuah prestasi yang sangat membanggakan tentunya. Ditengah-tengah peliknya kondisi Indonesia saat ini, gelar kemenangan semata wayang itu sudah mampu menjadi obat pelipur lara yang sangat menggembirakan hati seluruh rakyat Indonesia. Uniknya, status double minority juga disandang oleh Kevin dan Marcus. Kulit yg putih dan mata yang sipit melekat dalam diri kedua pemuda ini. Berikut ini profilnya.

Kevin Sanjaya Sukamuljo yang biasa dipanggil Kevin, pemuda kelahiran Banyuwangi 2 Agustus 1995 (umur 21 tahun) adalah anak dari pasangan Niawatii dan Sugiarto. Kevin sudah mengenal bulutangkis sejak usia yang masih sangat belia. Sejak mulai usia empat tahun dia sudah terbiasa bermain bulutangkis di belakang rumahnya. Kebetulan ada lapangan bulutangkis disitu. Awalnya hanya melihat-lihat, kemudian jadi iseng-iseng main. Keinginannya untuk menjadi pebulutangkis profesionalpun didukung sepenuhnya oleh pihak keluarga. Kevin mulai merintis karier dengan ikut bergabung di PB Djarum (2007-2013)dan akhirnya bergabung di Pelatnas PBSI Cipayung (2013-sekarang).

Dengan postur tubuh yang relatif mungil, tinggi 171 cm dan berat 60kg, ternyata ada yang besar di balik tubuh kecil Kevin. Sesuatu yang besar itu adalah semangatnya meraih kemenangan demi kemenangan untuk mengharumkan nama bangsa dan negara Indonesia dikancah nasional maupun internasional. Kevin cinta Indonesia. Tidak ada yang bisa memungkiri itu. Begitu pula dengan Marcus.

Marcus Fernaldi Gideon, pemuda kelahiran Jakarta, 9 Maret 1991 (umur 25 tahun) ini adalah anak dari pasangan Sujati Iskandar dan Kurniahu. Sejak masih belia Marcus sudah masuk pembinaan di Pelatnas Cipayung. Namun jalannya tak semulus pebulutangkis yang lain di Pelatnas. Marcus pernah keluar dari Pelatnas pada tahun 2013 dikarenakan saat itu Marcus merasa kecewa dengan PBSI lantaran dirinya dan pasangannya tidak dikirim untuk mengikuti All England. Tak heran jika akhirnya Marcus dikenal sebagai pebulutangkis dengan emosi yang meledak-ledak. Namun seiring waktu, kedewasaan dalam bersikap muncul dengan sendirinya seiring dengan pertambahan umurnya. Sifat Kevin yang tenang juga mampu meredam Marcus sehingga keduanya bisa tampil kompak dan saling melengkapi di lapangan.

Marcus/Kevin sukses mencetak kemenangan 21-19, 21-14. Menang 2 set langsung atas pasangan China.

Akupun yakin jika kemarin seluruh rakyat Indonesia pasti bersatu hati mendukung pasangan ini untuk bisa meraih kemenangan. Satu-satunya pasangan yang berhasil lolos ke putaran final All England 2017. All England adalah kejuaraan bulutangkis paling tua yang sudah dimulai lebih dari satu abad silam. Tepatnya tahun 1899. Seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali pasti mendukung Marcus/Kevin. Dan bila dikaitkan dengan Pilkada, baik pendukung Ahok maupun Anies sudah bisa dipastikan berada dalam 1 pilihan yang sama kali ini. Aiiihhhh…………. So sweet. Apakah ini yang dinamakan cinta.

Untuk itu marilah kita sadari sepenuhnya bahwa ternyata kita ini sama-sama cinta Indonesia. Karena sejatinya kita memang Indonesia. Perbedaan SARA takkan bisa memungkiri keadaan  bahwa sebetulnya kita semua sangat mencintai negeri ini. Negeri yang sudah dibangun dengan keringat, darah dan airmata para pejuang-pejuang kita yang sudah mendahului kita. Nenek moyang dan leluhur bangsa yang terdiri dari keragaman SARA namun tetap 1 yaitu Indonesia.

Aku, Ahok, Kevin, Marcus dan semua WNI keturunan China lainnya memang memiliki fisik yang berbeda dengan mayoritas warga Indonesia. Tapi kami cinta Indonesia sama seperti kalian. Dan untuk itu, kami rela berdiri di barisan depan untuk membela kehormatan Ibu Pertiwi dengan karunia dan talenta masing-masing yang sudah Tuhan berikan pada kita.

Semoga kemenangan Kevin/Marcus ini bisa menjadi moment untuk mengingat kembali apa arti Bhinneka Tunggal Ika. Jangan terus memperuncing perbedaan. Marilah saling menghargai dan menghormati satu sama lain sekalipun kita “berbeda”. Karena sejatinya kita ini adalah sama. Sama-sama ciptaan Tuhan dan sama-sama Indonesia. Perbedaan bukan untuk diperuncing. Perbedaan untuk dihormati.



Pendaftaran Resmi Sakuratoto1 dan Sakuratoto2 bisa di klik gambar di bawah ini :

Pendaftaran Sakuratoto.com : KLIK DISINI
Atau juga bisa klik gambar di bawah ini :



Pendaftaran Sakuratoto2.com : KLIK DISINI
Atau juga bisa klik gambar di bawah ini :

Baca Juga Artikel Terkait Lainnya