» » » » » » Fahri Hamzah Jaid Bulan-Bulanan Setelah Menyebut TKI "Mengemis Jadi Babu"

Fahri Hamzah Jaid Bulan-Bulanan Setelah Menyebut TKI "Mengemis Jadi Babu"

Penulis By on Selasa, 24 Januari 2017 | No comments

Fahri Hamzah Jaid Bulan-Bulanan Setelah Menyebut TKI "Mengemis Jadi Babu"

Berita Hangat : Wakil Ketua DPRD Fahri Hamzah yang saat ini dikecam oleh sejumlah pengguna media sosial karena cuitannya di Twitter yang menyebutkan bahwa warga Indonesia mengemis menjadi babu di negeri orang.

Direktur Migrant Care Anis Hidayah dalam cuitannya mengatakan, "tak ada yang mengemis, mereka bekerja sebagai PRT di luar negeri secara terhormat. Apakah Anda sudah memartabatkan mereka? Revisi UU TKI jalan di tempat sejak 2010."

yang dimaksud oleh Abis adalah UU Nomor 39/2004 tentang penempatan dan juga perlindungan TKI yang berada di luar negeri yang revisinya menjadi salah satu program legislasi nasional prioritas 2016.

Anis juga menghubungkan cuitan ini dengan RUU Perlindungan PRT yang belum juga disahkan oleh DPR. Dia mengatakan bahwa pantas saja RUU itu 'mangkrak karena pola pikir salah satu pembuat UU-nya menganggap PRT sebagai babu.'

Sandra Waroruntu, seorang aktivis pekerja migran asal Indonesia di Amerika Serikat ikut memprotes. "Saya, anak bangsa ke luar negeri untuk bekerja, bukan mengemis menjadi BABU, tolong diralat! Anda menghina anak bangsa."

Dalam cuitan terbarunya, Fahri Hamzah menyatakan konteks pernyataan yang dilatari oleh cuit-cuit sebelumnya tentang kasus palu arit yang saat ini menjerat Pimpinan Front Pembela Islam ( FPI ) Habib rizieq.

Seperti diketahui, Rizieq Shihab dilaporkan setidaknya oleh dua pihak - yaitu Jaringan Intelektual Muda Anti-Fitnah (JIMAF) Solidaritas Merah Putih - atas pernyataan yang menuduh uang kertas Rupiah memuat lambang palu arit.

Fahri yang juga menjabat sebagai ketua tim pengawas TKI (DPR-RI) menjelaskan mengapa dia menyebut 'babu' dan 'mengemis'. "Saya menyebut anak bangsa mengemis karena ada yang lebih ekstrem dijual dan diperbudak. Saya sebut istilah babu karena ada yang lebih ekstrem dibunuh dan disekap serta ditindak," katanya.

"Cuma kelas tukang adu domba... sayang banget pajak yang dibayar buat gaji dan tunjangan-tunjangan orang sekelas Anda," kata @MiminkSuryadi. Lainnya berkomentar, "minta maaflah sama yang dikatain babu, bukan sama yang marah-marah untuk mengingatkanmu untuk berbicara sopan," kata @tudiro.


Pendaftaran Resmi Sakuratoto1 dan Sakuratoto2 bisa di klik gambar di bawah ini :

Pendaftaran Sakuratoto.com : KLIK DISINI
Atau juga bisa klik gambar di bawah ini :



Pendaftaran Sakuratoto2.com : KLIK DISINI
Atau juga bisa klik gambar di bawah ini :
Baca Juga Artikel Terkait Lainnya